Tuesday, July 6, 2010

Pilihlah Dengan Pilihan Tuhan

Segala permasalahan manusia, soal pilihan atau apa saja, jika hanya difikirkan dengan akal, ilmu dan perasaan semata tanpa meletakkan tuhan ditempatnya, maka tunggulah masanya untuk merasa kesalnya. Sebagai muslim, bagi membuat satu-satu pilihan, ia bukan sekadar bergantung kepada kebijakan, tetapi lebih utama lagi adalah panduan Allah. Saya yakin terhadap sahabat saya sekaliannya, semua pasti tahu bahawa mengharapkan pandangan Allah itulah yang utama, itulah sebabnya perkataan ISTIKHARAH tidak lekang di bibir kita.

Namun, suka untuk saya membahagikan beberapa situasi yang sering kita hadapi tatkala perkataan ISTIKHARAH masih tidak lekang dibibir :


Membuat istikharah dalam keadaan betul-betul mengharap, mendapat petunjuk dan mengikutinya dengan keyakinan yang penuh, merealisasikan ayat FAIZA AZAMTA, FATAWAKKAL 'ALALLAH!, setelah mendapat keyakinan teguhkan pendirian dan bertawakkallah kepada Allah. Jika istikharah, inilah yang sepatutnya dilakukan, jangan diragukan petunjuk Allah, telah dilorongkan kita terhadap sesuatu, maka ambillah, jangan biar nafsu dan perasaan menguasai.
Membuat istikharah dalam keadaan betul-betul mengharap, akhirnya diberi satu petunjuk, tetapi tidak sesuai dengan apa yang kita mahu, maka kita mengenepikan ia. Inilah yang bakal menimbulkan kecelakaan yang besar, memohon petunjuknya, tetapi mudah-mudah saja menolak keputusan dari Allah kerna hati tidak suka terhadap perkara yg ditunjukkan, jadi apa gunanya beristikharah, adakah ia sekadar penyedap kata, bila ditanya org, boleh lah menjawab, ya, saya sudah istikharah!
Membuat istikharah dalam keadaan mahu tidak mahu, hanya pelengkap syarat saja. Maka jika ini yang dilakukan, jadi apa kita sangka Petunjuk Allah sesuatu barang ciciran yang boleh diperoleh di tepian jalan? Usahlah bersusah payah jika ini keadaannya.
Membuat istikharah sedangkan sudah cenderung benar terhadap sesuatu, nafsu dan perasaan sudah pun mengatakan ya pada awalnya lagi, maka natijahnya nanti biasanya akan sesuailah dengan nafsu dan gelojak perasaan semata. Maksudnya disini, membuat istikharah tetapi tidak mengharap sepenuhnya pada Allah, maka keputusan yang diperoleh nanti hanyalah mengikut apa yg dimahukan nafsu dan perasaan semata.
Membuat istikharah dan diberikan petunjuk, cumanya hati masih ragu, maka cubalah ulangi istikharah itu agar hati benar-benar mantap, pintalah keyakinan dengan sebenar-benarnya, jangan ragu lagi selepas itu, jangan biarkan kita salah seorang yang menolak hidayah Allah!

No comments: